Meranti (bersinarnews.com) – Kesabaran warga Kepulauan Meranti terhadap pemadaman listrik yang terus berulang tanpa kejelasan, bahkan terjadi saat umat Islam menunaikan ibadah, tak terbendungkan lagi.
Sekitar pukul 18:00 wib habis sholat Maghrib pada Jum,at malam ratusan warga Selatpanjang mendatangi PLTD di jalan Yos Sudarso kecamatan Tebingtinggi Kabupaten Kepulauan Riau
Sebelumnya telah diketahui aliran listrik juga padam saat Shalat Jumat berlangsung. Ketika khatib sedang berkhotbah, Ibadah terhenti dalam senyap, sementara jamaah hanya bisa menahan kesal. Tak lama berselang, pemadaman kembali terjadi menjelang waktu Asar hingga Magrib.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Dari berbagai sumber mengatakan kami sudah puas bersabar selama ini atas sering matinya listrik di Selatpanjang yang tiada henti hentinya, kadang pas orang sholat maghrib,tadi siang pas khutbah jum,at, makanya kita ikut turun ke kantor pln ikut menyuarakan
Kita minta pihak berwenang supaya bisa mengauditkan pengadaan mesin yang baru di beli kemaren, karna kita khawatir ada indikasi indikasi lain, coba bayangkan masa mesin baru sudah rusak,
Tampak hadir dari Tokoh masyarakat Meranti, Hendrizal atau Hen Bocang, tampil di barisan depan massa. Dengan suara lantang, ia menegaskan di hadapan Kepala ULP PLN Selatpanjang, Dalie Priasmoro, bahwa kesabaran rakyat sudah benar-benar habis.
“Kami ini bukan menuntut muluk-muluk. Kami hanya ingin listrik menyala dengan normal dan Jangan biarkan masyarakat menderita setiap kali ingin beribadah,” tegasnya.
Aksi ini turut disaksikan Plt Sekda Kabupaten Kepulauan Meranti Sudanri, tokoh pejuang Meranti Haji Katan dan Aki Jang, serta sejumlah tokoh adat dan masyarakat. Aparat gabungan TNI–Polri diterjunkan untuk mengamankan lokasi agar situasi tetap kondusif meski suasana begitu emosional.
Dalam tekanan massa yang memuncak, Kepala ULP PLN Selatpanjang Dalie Priasmono akhirnya keluar menemui warga, ia menyampaikan permohonan maaf atas krisis yang terjadi.
“Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini. Dalam waktu 10 hari ke depan, kami pastikan listrik akan kembali normal. Rekomendasi dari pusat sudah keluar,” ujarnya.
janji itu belum mampu meredam amarah warga Seorang warga dengan suara lantang mengatakan kalau dalam jangka waktu 10 hari listrik tidak juga menejer PLN Selatpanjang harus angkat kaki dari Meranti ini dengan nada kesalnya
Sorakan dan tepuk tangan menggema, menandai puncak kekecewaan rakyat yang menuntut tindakan nyata, bukan sekadar kata-kata.
Bagi masyarakat Meranti, janji PLN sudah terlalu sering diucapkan tanpa hasil. Pemadaman bergilir yang tak menentu bukan hanya mengganggu ibadah, tapi juga melumpuhkan roda ekonomi, menghambat aktivitas pendidikan, dan merusak kepercayaan publik terhadap institusi penyedia listrik tersebut.
Di akhir aksi, disepakati akan dilakukan rapat evaluasi bersama antara pihak PLN, pemerintah daerah, dan perwakilan masyarakat untuk menuntaskan persoalan kronis ini secara permanen.(Syahrul)



















